Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Melihat Pasar hingga Menghirup Udara Pantai Vung Tau

Kompas.com - 14/04/2013, 11:52 WIB

Ho Chi Minh City, sebelumnya bernama Saigon, merupakan kota terbesar di Vietnam yang terletak di dekat delta Sungai Mekong. Sebagai salah satu pusat ekonomi penting di Vietnam, kota ini menjadi salah satu daerah yang banyak dikunjungi wisatawan.

Selain Ho Chi Minh City, kota lain di Vietnam yang juga menjadi salah satu tujuan wisata adalah Vung Tau. Vung Tau merupakan kota pantai yang berjarak sekitar 125 km dari Ho Chi Minh City. Ujung selatan kota dikelilingi laut dengan latar belakang gunung terkenal, yakni Nui Lon (Truong Ky) dan Nui Nho (Tao Phung) atau gunung-gunung besar dan kecil.

Dalam kunjungan selama semalam di Ho Chi Minh City serta kunjungan sehari semalam di Vung Tau, di sela-sela undangan peresmian lini galvanisasi no 4 oleh perusahaan manufaktur Hoa Sen Group, Sabtu (30/3/2013), sejumlah wartawan dari Indonesia sempat berjalan-jalan di seputaran kota itu.

Di Ho Chi Minh City, terdapat beberapa bangunan berarsitektur indah yang bisa dinikmati. Sebagai bekas koloni Perancis, kota ini memiliki sejumlah bangunan megah, seperti museum sejarah, museum revolusi, museum seni, dan galeri sisa-sisa perang.

Pengunjung Ho Chi Minh City juga bisa menikmati wisata belanja suvenir khas daerah itu di pasar Benh Thanh atau Ben Thanh Market. Karena tiba di Ho Chi Minh City pada malam hari, kunjungan ke Ben Thanh dilakukan secara cepat mulai sekitar pukul 22.00 hingga 23.00, saat para pedagang mulai menutup lapak mereka.

Pasar Ben Thanh

Pasar Ben Thanh merupakan pasar tradisional yang cukup besar. Pada malam hari, perdagangan berpusat di jalanan di samping pasar berupa pasar malam (Ben Thanh Night Market). Di pasar tersebut banyak ditemukan kaus, pakaian tradisional Vietnam, serta aneka suvenir, seperti kerajinan mulai dari gantungan kunci, tas, hingga lukisan.

Lukisan khas yang ditemukan di pasar ini antara lain lukisan dari beras dan cangkang telur. Gerabah atau tembikar beraneka ukuran dan bentuk juga banyak dijual pedagang. Kopi dengan aneka cita rasa tersedia di pasar ini.

Harga aneka suvenir tersebut relatif murah dan terjangkau kantong pengunjung dari Indonesia. Hal itu karena nilai mata uang Vietnam, yaitu Dong, lebih rendah daripada mata uang rupiah.

Harga yang ditawarkan pedagang pun masih bisa ditawar hingga separuhnya. Bahkan, menurut Nam, pendamping wartawan, harga yang ditawarkan bisa ditawar hingga sepertiganya. Sebagai contoh, kaus di pasar ini bisa diperoleh dengan harga 70.000 dong atau sekitar Rp 35.000 per potong.

Sementara di Vung Tau, pantai yang terbentang di pinggir kota menjadikan suasana kota tersebut menjadi indah. Ratusan orang memadati pinggir pantai di sepanjang jalan pada sore hingga malam hari. Mereka menikmati suasana pantai berpasir putih tersebut.

Vung Tau merupakan kota di selatan Vietnam yang berpenduduk sekitar 296.237 jiwa pada 2009. Selama abad XIV dan XV, tanjung yang menjadi Vung Tau itu merupakan rawa yang secara teratur dikunjungi kapal dagang Eropa. Kegiatan kapal terinspirasi nama Vung Tau yang berarti pelabuhan. Penjajah Perancis menyebutnya Cap Saint Jacques di Vietnam. (Siwi Nurbiajanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com